Profil Desa Wetonwetan
Ketahui informasi secara rinci Desa Wetonwetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Wetonwetan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Jelajahi potensi pertanian, perikanan, dan UMKM di pesisir selatan Jawa Tengah. Data wilayah, demografi, dan ekonomi terkini yang disajikan secara profesional untuk gambaran komprehensif.
-
Sentra Pertanian Padi
Wilayah ini merupakan salah satu lumbung padi di Kecamatan Puring dengan sistem pertanian sawah tadah hujan yang produktif dan menjadi penopang utama ekonomi masyarakat.
-
Lokasi Strategis Pesisir Selatan
Berada di dekat jalur pesisir selatan dan beberapa objek wisata pantai, memberikan Desa Wetonwetan keuntungan geografis untuk pengembangan ekonomi dan aksesibilitas.
-
Potensi Ekonomi Diversifikasi
Selain pertanian, desa ini memiliki potensi pengembangan di sektor perikanan tangkap, budidaya air tawar, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis hasil bumi lokal.

Desa Wetonwetan, yang berlokasi di Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah agraris yang dinamis di koridor pesisir selatan. Dikenal sebagai salah satu daerah penghasil padi, desa ini menopang kehidupannya pada sektor pertanian sambil terus beradaptasi dengan tantangan zaman. Dengan lokasi yang strategis dan sumber daya alam yang memadai, Desa Wetonwetan memiliki prospek cerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui optimalisasi potensi yang ada, mulai dari pertanian hingga pengembangan ekonomi lokal.
Kondisi Geografis dan Administratif
Secara geografis, Desa Wetonwetan terletak pada dataran rendah di bagian selatan Kabupaten Kebumen. Letaknya yang tidak jauh dari Samudra Hindia memberikan karakteristik iklim tropis dengan dua musim, yaitu penghujan dan kemarau, yang sangat memengaruhi pola tanam pertanian di wilayah ini. Kecamatan Puring sendiri memiliki ketinggian rata-rata hanya 6 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data administratif, Desa Wetonwetan memiliki luas wilayah sekitar 2,45 km². Wilayah desa ini berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya yang membentuk satu ekosistem sosial dan ekonomi yang saling terkait. Batas-batas wilayah Desa Wetonwetan yaitu:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidomukti
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sitiadi
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tambakmulyo
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wetonkulon
Aksesibilitas menuju Desa Wetonwetan terbilang cukup baik, terhubung oleh jalan desa dan kabupaten yang menjadi urat nadi transportasi warga untuk kegiatan ekonomi maupun sosial. Kedekatannya dengan pusat pemerintahan Kecamatan Puring di Desa Sitiadi juga mempermudah koordinasi dan pelayanan administrasi bagi masyarakat.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Menurut data terakhir yang tersedia, jumlah penduduk di Desa Wetonwetan mencapai sekitar 2.025 jiwa yang tersebar di beberapa dukuh atau dusun. Dengan luas wilayah 2,45 km², maka kepadatan penduduk Desa Wetonwetan diperkirakan mencapai 826 jiwa/km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup ideal untuk sebuah wilayah perdesaan, di mana lahan pemukiman dan lahan pertanian masih seimbang.
Struktur penduduknya didominasi oleh masyarakat dalam usia produktif. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, baik sebagai pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Ini mengukuhkan identitas Desa Wetonwetan sebagai desa agraris. Selain pertanian, sebagian kecil penduduk lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta, atau merantau ke kota-kota besar. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial seperti gotong royong dan acara keagamaan juga masih sangat tinggi, mencerminkan ikatan sosial yang kuat di antara warga.
Potensi Ekonomi Utama: Pertanian sebagai Tulang Punggung
Sektor pertanian merupakan fondasi utama perekonomian Desa Wetonwetan. Lahan persawahan yang luas menjadi aset paling berharga bagi masyarakat. Komoditas utama yang diandalkan yakni padi. Sistem pertanian di sini sebagian besar merupakan sawah tadah hujan, yang berarti sangat bergantung pada curah hujan musiman. Meskipun demikian, produktivitasnya cukup signifikan.
Data dari berbagai sumber, termasuk program pemerintah di bidang pertanian, menunjukkan bahwa kelompok tani (poktan) di Desa Wetonwetan cukup aktif. Terdapat beberapa poktan seperti "Bakti Mulya", "Handayani" dan "Sri Rejeki" yang mengelola total lahan sawah tadah hujan seluas puluhan hektar. Produktivitas gabah kering panen (GKP) dilaporkan mampu mencapai hingga 7 ton per hektar dengan penggunaan varietas unggul seperti Inpari 32.
Pemerintah, melalui dinas terkait, terus mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari yang semula hanya 150 (satu setengah kali tanam setahun) menjadi IP 300 (tiga kali tanam setahun). Salah satu upaya untuk mencapai target ini ialah melalui pengadaan sumur bor dan pompa air untuk mengurangi ketergantungan pada hujan. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan dan mendongkrak pendapatan petani. Selain padi, masyarakat juga menanam palawija seperti jagung dan kedelai, serta sayur-mayur untuk konsumsi rumah tangga dan dijual di pasar lokal.
Sektor Pendukung: Perikanan dan UMKM
Meskipun tidak berbatasan langsung dengan laut, letak Desa Wetonwetan yang dekat dengan wilayah pesisir membuka potensi di sektor perikanan. Beberapa warga memanfaatkan lahan yang ada untuk budidaya ikan air tawar seperti lele dan gurami sebagai sumber pendapatan alternatif. Selain itu, akses yang mudah ke sentra perikanan tangkap di Pantai Suwuk dan sekitarnya memungkinkan sebagian warga terlibat dalam perdagangan hasil laut.
Di sisi lain, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Wetonwetan mulai menunjukkan geliatnya, meskipun masih dalam skala kecil. Potensi pengembangan UMKM sangat terbuka, terutama yang berbasis pada pengolahan hasil pertanian. Produk seperti keripik, makanan ringan tradisional, atau olahan lain dari hasil panen dapat dikembangkan menjadi produk unggulan desa. Dukungan dari pemerintah desa dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan bantuan akses permodalan menjadi kunci untuk menumbuhkan sektor ini. Pengembangan UMKM tidak hanya menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di luar sektor pertanian.
Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan
Pembangunan infrastruktur di Desa Wetonwetan terus berjalan secara bertahap. Jaringan jalan desa telah diperkeras untuk mempermudah akses warga, terutama untuk mengangkut hasil panen dari sawah ke pusat penjualan. Ketersediaan listrik dari PLN juga sudah merata di seluruh wilayah desa. Untuk kebutuhan air bersih, masyarakat umumnya mengandalkan sumur gali dan sumur bor.
Di sektor pendidikan, di Desa Wetonwetan terdapat fasilitas pendidikan dasar, yakni SD Negeri Weton Wetan, yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak di desa tersebut. Keberadaan sekolah ini sangat vital untuk memastikan generasi penerus mendapatkan akses pendidikan yang layak. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa biasanya melanjutkan ke sekolah SMP atau SMA di pusat kecamatan atau kota kabupaten.
Fasilitas kesehatan juga tersedia dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif melayani kesehatan ibu dan anak secara berkala. Untuk layanan medis yang lebih komprehensif, masyarakat dapat mengakses Puskesmas Pembantu (Pustu) atau Puskesmas Induk di Kecamatan Puring.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa agraris di wilayah pesisir, Desa Wetonwetan menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi. Perubahan iklim yang menyebabkan ketidakpastian curah hujan menjadi ancaman serius bagi pertanian tadah hujan. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu penting, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik bekerja di sektor non-pertanian atau merantau. Fluktuasi harga gabah saat panen raya juga sering kali merugikan petani.
Namun di balik tantangan tersebut, Desa Wetonwetan menyimpan prospek pembangunan yang menjanjikan.
Modernisasi Pertanian: Implementasi teknologi pertanian, seperti penggunaan pompa air, bibit unggul tahan kekeringan, dan pupuk organik, dapat meningkatkan produktivitas dan resiliensi sektor pertanian.
Diversifikasi Ekonomi: Mendorong pertumbuhan UMKM berbasis potensi lokal dan sektor jasa dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian semata.
Pemanfaatan Lokasi Strategis: Kedekatan dengan kawasan wisata pantai dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi wisata pendukung, seperti kuliner khas lokal atau penyediaan akomodasi sederhana (homestay).
Peningkatan Sumber Daya Manusia: Program pelatihan dan pemberdayaan bagi pemuda dan perempuan dapat menciptakan wirausahawan baru dan tenaga kerja terampil di berbagai bidang.
Desa Wetonwetan, Kecamatan Puring, merupakan representasi dari desa agraris Indonesia yang berjuang untuk maju. Dengan tulang punggung pertanian padi yang kuat, didukung oleh potensi di sektor perikanan dan UMKM, serta lokasi yang strategis, desa ini memiliki semua modal yang diperlukan untuk berkembang. Melalui sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan dukungan dari pemerintah kabupaten, Desa Wetonwetan berpeluang besar untuk bertransformasi menjadi desa yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera, sambil tetap menjaga kearifan lokal yang menjadi identitasnya.